Kagum dengan Komputer
Dulu ketika orang tuaku membeli Komputer untuk pertama kalinya aku sangat terkesima dan penasaran dengan benda atau alat yang satu ini. Setelah mencoba dan mempelajarinya aku semakin tertarik dan memutuskan untuk melanjutkan sekolah ke SMK yang saat itu sudah memiliki jurusan multimedia.
Masuk Jurusan Multimedia
Multimedia adalah penggabungan beberapa media yang berupa media tulisan, suara, gambar, dan gambar gerak (Video). Dalam pendidikan yang aku jalani beberapa kali aku mendengar macam-macam Sistem Operasi yaitu Windows, Linux dan Macintosh dari guru TIK disekolah baik waktu SMP atau SMK. Tak sekalipun aku mencoba Operating System (OS) Macintosh dan linux, karena yang diajarkan dan didapat disekolah hanyalah belajar dengan OS Windows. Apalagi aplikasi pendukung multimedia banyak sekali yang ditawarkan pada OS Windows mulai dari product Adobe Photoshop untuk memanipulasi gambar, Adobe Illustrator untuk mebuat gambar atau desain vektor, Adobe Indesign untuk Layout majalah dan koran, Adobe Audition untuk editing file Audio dan merekam lagu, hingga produk video maker seperti Adobe Premier, Flash, After Effect yang bisa digunakan untuk keperluan pembuatan film dan animasi.
Tak hanya itu, masih banyak lagi aplikasi-aplikasi yang serupa fungsinya. Seiring berjalannya waktu, jiwa dan minat mulai terbentuk dan mengerucut pada Design dan Cinematography dari sekian banyak jalur bakat yang dapat digali dari jurusan Multimedia. Beberapa kali aku memenangkan lomba Design Grafis tingkat provinsi Lampung mewakili sekolahku. Hingga saat ini uang jajan yang aku hasilkan dari desain-desain hanya saja saat ini saya sudah menggunakan freeware dan opensource, ceritanya dilanjut dulu supaya tahu dengan jelas kronologisnya.
Aku Salah Jurusan
Setelah lulus SMK aku melanjutkan sekolah disalah satu AMIK dipulau Jawa, boleh dibilang aku salah masuk jurusan, karena keterbatasan biaya untuk melanjutkan kejurusan yang sama pada saat sekolah di SMK dulu yaitu Multimedia. Manajemen Informatika (MI) adalah jurusan yang aku pilih waktu itu. Saat itu aku memang tidak mengetahui apa itu MI, dan akan belajar apa nantinya, alasanku memilih MI hanya karena MI itu bergelut dengan komputer juga. Namun dari salah jurusan inilah aku mengetahui dan mendapatkan pencerahan tentang apa itu programming,tahu cara membuat sebuah program dan tahun bagaimana sulitnya membuat sebuah program aplikasi.
Berjumpa dengan Linux dari sahabat
Beni Budiharto adalah teman sekelasku di kampus, dia satu-satunya mahasiswa dikelas yang menggunakan linux. Sebelum mengenal dia secara jauh aku sering memperhatikan dia bermain dengan teks baris kode, ternyata saat itu sedang rajin-rajinnya berlatih bahasa Python. Lubuntu adalah distro yang dia gunakan sehari-hari, rasa penasaran kepada Linux sangat besar namun aku hanya sebatas bertanya tidak berkeinginan menggunakan linux pada saat itu.
Meskipun aku kuliah dijurusan MI, namun desain tidak pernah aku tinggalkan bahkan sering kali aku mendapatkan job desain. Saat aku memasuki semester 4 Beni mendapatkan sebuah project web dan desain dari kantor dimana dia bekerja, Beni yang mengetahui aku memiliki kemampuan desain menyuruhku untuk mengirimkan portfolio desain kepada bosnya. Alhamdullah project itu kami kerjakan bersama sampai Finish.
Dialog penuh makna
Disela-sela jam istirahat Beni melihatku yang sedang membuat sebuah desain, terjadilah sebuah dialog yang tidak pernah kulupakan,
Beni: “itu lu pake program Corel ya”
Aku: “iya ben”
Beni:”ORI gak?”
Aku:”Ya gak lah… duit dari mana gua pake ORI” (dengan santainya menjawab)
Beni:”terus Windowsnya juga bajakan ya ? (aku mengangguk) kalo kaya gitu hasil yang lu dapet statusnya gmn ? haram atau halal”
Aku: (seketika berhenti mendesain) “gak tau ben, trus gimana dong ?”
Beni:”coba deh lu cari tau tentang GIMP itu bisa gantiin Photoshop, terus inkscape bisa gantiin corel”
Aku:”oke deh ntar gua coba cari tahu, thanks ya”.
Inilah awal dimana aku mencoba serius untuk mencari tahu tentang opensource dan freeware, saat itu aku meminta OS linux dan yang diberikan oleh Beni adalah distro Ubuntu 12.04.
Mencari Penggantimu
Pertama kali yang aku lakukan saat selesai memasang doubleboot dengan ubuntu adalah mencoba browsing mencari info tetang beberapa aplikasi yang sering aku gunakan di Windows, terutama aplikasi Multimedia untuk desain grafis dan video editing. Setelah beberapa minggu mencari info dari googling dan masuk ke forum-forum akhirnya mendapatkan beberapa nama aplikasi pengganti, sekaligus pada saat itu aku belajar bagai mana cara menginstall aplikasi pada ubuntu yang konsepnya jauh berbeda dengan windows. Setelah memasang beberapa aplikasi yang mempunyai fungsi sama, kini aku menemukan aplikasi yang cocok digunakan untuk Multimedia yaitu GIMP untuk manipulasi gambar, Inkscape untuk desain grafis, KDEnlive untuk editing video, Audacity untuk editing audio, Scibus untuk Layout media cetak (koran, majalah, dll) serta masih banyak lagi aplikasi yang bisa digunakan untuk kegitan sehari-hari seperti memutar musik, film, mengetik, menghitung, membuat slide presentasin, membakar CD dan masih banyak lagi aplikasi yang bisa berguna bermanfaat untuk keperluan sehari-hari kita dan yang pasti semua yang ada dalam repository legal halal.
Bersyukur Menjadi Pengguna Linux
Kurang lebih sudah 9 bulan aku menggunakan linux untuk berkarya dan mencari uang jajan. Alhamdullah tanpa disadari mendapatan meningkat, relasi semakin banyak, mungkin ini adalah salah satu berkah yang diberikah karena kita menghormati dan menghargai karya cipta dari apa yang seharusnya tidak kita miliki. Semua ini tak lepas dari semangat para pejuang opensource, rekan-rekan semua baik yang sudah bertemu di dunia nyata, dan banyak pula yang didunia maya. Mari saling berbagi, membantu, dan membuat sesuatu untuk bekal kita setelah meninggal salah satunya ilmu yang bermanfaat yang bisa kita bagikan dari artikel-artikel dan tutorial.
Kisah yang menginspirasi mas, Semoga pengguna yang lain juga tergerak untuk tetap menggunakan dan mengembangkan FOSS.
Salam Opensorce 🙂
post yg bagus kang terus berkarya dengan opensource dan selamat berjuang kang “untuk menjadi cerdas itu pilihan”
sukses terus kang, semoga semua yang dihasilkan bermanfaat dan berkah 🙂
Sip mas, tapi masih pake dualboot. berarti yang satunya windows nggih mas? hehe. Salam saya juga baru 2 bulan pake Linux Ubuntu 13.10
Untuk video editing tool powerfull juga gak kekurangan nama, Selain kdenlive yang udah ente pake ada juga Lightwork dan Cinnelera. Lalu ente juga bahkan bisa bikin animasi dengan modal vector pake Synfig Studio.
Terimakasih semua atas apresiasi dan dukungannya.
Terimakasih jga buat Mas Wahyu sarannya, Kebetulan Saya udah coba lightwork, namun saya masih nyaman di KDEnlive, untuk Cinnelera nanti di icip deh mas… 🙂
Kisah yang bagus Bro!
Saya sendiri tidak mulus dalam melakukan migrasi ke Linux, terganjal berbagai macam masalah. Usaha migrasi pertama saya tahun 2008, kedua tahun 2010, dan ketiganya di tahun 2013-2014 baru saya berhasil.
Bravo para migrator FOSS Indonesia!